MediaBantenCyber.co.id - (MBC) Kabupaten Blitar, Puluhan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kabupaten Blitar, Jawa Timur (Jatim) harus antri hingga dua jam agar bisa dapat mengikuti ujian negara berbasis komputer atau CBT (Computer Basic Test) dari program pemerintah untuk digitalisasi dunia pendidikan dasar itu, namun sayangnya tidak dibarengi dengan ketersediaan Sarpras berupa personal komputer (PC) ataupun laptop.
Secara normatif, setiap sekolah wajib untuk mendapatkan bantuan komputer berkaitan dengan program pemerintah "Kurikulum Merdeka" yang berbasis digital untuk mendukung program tersebut. Dan di daerah, seperti halnya Kabupaten Blitar, sangat membutuhkan program TIK sekolah demi kelancarannya program tersebut. Namun sayangnya pihak dinas pendidikan Kabupaten Blitar terkesan tidak pernah merespon usulan dari bawah (pengadaan Sarpras-red), padahal hal itu sangat penting untuk dapat memajukan anak didik demi kemajuan bangsa yang lebih kompetensi di era digitalisasi saat ini.
Baca Juga : PPDB SDN Cipondoh Makmur "NYELENEH", Rumah Depan Sekolah Siswa Tidak Diterima
Dan salah satu civitas pendidikan dasar Kabupaten Blitar yang meminta namanya tidak disebutkan mengatakan bahwa, saat ini untuk mengerjakan UNSBK hanya ada 2 laptop.
"Saat dua orang siswa mengerjakan soal, teman yang lainnya menunggu berjam-jam menunggu antrian untuk bisa mengerjakan soal UNSBK," ungkap Subono (nama samaran-red).
Tokoh pendidikan yang dikenal idealis dan kritis itu memberikan contoh kasus di SDN Pagergunung 03 yang beralamat di dusun Sebeng, RT 02/RW 01, Desa Pagergunung,
Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar,
Jawa Timur.
Baca Juga : Guru Siswa SDN: Sekolah Kami Dikepung Jalan Tol Hingga Kini Belum Juga Ada Kepastian dari Pemkab
"Mereka sudah mengajukan permohonan pengadaan sarpras itu 4 tahun lalu. Akan tetapi sampai sekarang belum ada tanda-tandanya akan terealisasi. Terus, bagaimana solusinya?, kami berharap agar kepala dinas mau turun kelapangan dan mengkroscek nya sendiri agar mengetahui kebutuhan Sarpras disekolah-sekolah SD saat ini sudah sangat mendesak. Buat apa ada program "Kurikulum Merdeka" jika tidak didukung oleh prasarana Sarparas yang memadai?," tegasnya.
Ditambahkan Subono, kurangnya prasarana Sarpras itu terjadi juga di beberapa sekolah yang lainnya.
Baca Juga : Diduga Guru SDN Bugel 4 Tidak Becus Mendidik Siswa
"Kami sangat berharap pada bantuan Sarpras berkaitan dengan program pemerintah "Kurikulum Merdeka" yang berbasis digital guna mendukung program untuk UNSBK. Kami di daerah sangat membutuhkan program TIK sekolah demi kelancarannya program itu. Sekali lagi kami berharap adanya bantuan Sarpras itu, karena sangat penting untuk memajukan anak didik bangsa Indonesia untuk lebih berkompetensi di era digitalisasi saat ini," tandas Subono.
Sementara itu, Kadis Pendidikan Kabupaten Blitar, Drs Suluh MM, saat dikonfirmasi via WhatsApp, melalui Sekretaris Dinasnya, Alwi, memberikan jawaban yang terkesan malah berusaha untuk menutupi masalah, dengan hanya memberikan jawaban singkat kepada awak MediaBantenCyber.co.id
"Tidak ada," jawaban singkat dan pelit dari Alwi, Sekretaris Dinas Pendidikan Kabupaten Blitar.(HB)
No comments:
Post a Comment