MediaBantenCyber.co.id - (MBC) Kota Tangerang Selatan, Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang berwawasan lingkungan, dalam pengertian bahwa bukan hanya masalah sampah serta kebersihan lingkungan dan juga pohon, namun juga di sana (sekolah-red) nanti akan terbentuk suatu gerakkan, yaitu gerakkan untuk membentuk karakter dari stakeholder, baik itu kepala sekolahnya, gurunya, siswanya dan juga pegawainya yang ada di dalam lingkungan sekolah tersebut. Intinya adalah sekolah Adiwiyata itu membuat gerakan dan pembiasan anak-anak sekolah untuk memiliki karakter berbudaya lingkungan di manapun dia berada, baik di sekolah, di rumah maupun di lingkungan dimana dia berada dan bermain.______________Baca Juga : Anton Wibawa: DLH Memelihara dan Memangkas Pohon Rutin Secara Berkala, Tanpa Menunggu Musim Hujan

Kepada MediaBantenCyber.co.id, yang berkunjung ke kantor Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), pada Jum'at, 11 Maret 2022 pagi, dengan penuh keramahtamahannya, Drs. Gatot Sukartono, M.Or, Kasie Adiwiyata Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel itu menjelaskan bahwa, sekolah Adiwiyata itu WAJIB diselenggarakan di sekolah-sekolah Kota Tangsel khususnya, dan seluruh sekolah-sekolah di Indonesia pada umumnya. Karena sekolah Adiwiyata itu dibentuk berdasarkan keputusan tiga menteri, yaitu Menteri Lingkungan Hidup (LH), Menteri Pendidikan dan juga Menteri agama.

"Jadi semua sekolah-sekolah di Indonesia, baik itu yang berafiliasi kepada kementerian pendidikan, apakah itu sekolah swasta maupun negeri, dan juga sekolah-sekolah Madrasah yang berafiliasi kepada kementerian agama, itu WAJIB untuk menjadi sekolah Adiwiyata. Karena sekolah Adiwiyata itu merupakan proses untuk merubah iklim bumi kita saat ini. Karena melalui program sekolah Adiwiyata ini secara tidak langsung sekolah sudah membantu dalam proses memperbaiki iklim bumi yang saat ini kondisinya sudah sangat memprihatinkan bagi kelangsungan hidup umat manusia," tandas Gatot Sukartono.

Lanjutnya, di Kota Tangsel berbagai program-program sekolah Adiwiyata itu telah dan sedang terus dilakukan oleh Pemerintah daerah Kota Tangsel melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), dan salah satu kegiatan yang baru saja dilakukan oleh DLH Kota Tangsel adalah program sosialisasi sekolah Adiwiyata ke sekolah-sekolah di Kota Tangsel pada tanggal 16 dan 17 Pebruari 2022 untuk tingkat kota.

"Program sekolah Adiwiyata itu ada beberapa tingkatan-tingkatannya, yaitu tingkat kabupaten/kota, tingkat provinsi, tingkat nasional, tingkat mandiri, dan rencananya juga akan digelar untuk tingkat ASEAN serta tingkat Kroasia," jelasnya.

Ditambahkan Gatot, untuk penilaian sekolah Adiwiyata tingkat kota dan provinsi telah dilakukan pada tanggal 16 dan 17 Pebruari 2022 kemarin, yang dilaksanakan di Hotel Sahid, Cilenggang, Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan, yang dihadiri langsung oleh Kepala Dinas (Kadis) Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel, Wahyunoto Lukman, S.IP.MM, sedangkan untuk tingkat nasional dan mandiri penilaiannya akan dimulai pada bulan Juni-Juli 2022 mendatang. Sambungnya, program sekolah Adiwiyata ini merupakan program berkesinambungan.

Dalam kesempata tersebut, Kadis Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel, Wahyunoto Lukman meminta dan mengingatkan agar sekolah-sekolah mulai tingkat SD hingga SMA/SMK di Kota Tangerang Selatan, baik sekolah negeri maupun sekolah swasta yang belum melaksanakan program sekolah Adiwiyata sesuai keputusan bersama tiga menteri (Kementerian LH, Kementerian Pendidikan dan Kementerian Agama), agar segera melaksanakan sekolah Adiwiyata di sekolahnya masing-masing. 

"Saya meminta agar sekolah-sekolah di Kota Tangsel yang belum melaksanakan program sekolah Adiwiyata untuk segera melaksanakan program tersebut, karena pemerintah daerah Kota Tangsel melalui Dinas Lingkungan Hidup menargetkan tahun 2022 ini atau tahun 2023 Kota Tangsel harus mendapatkan piala Adipura, yaitu piala penghargaan tertinggi tingkat nasional untuk program sekolah Adiwiyata," tandas Wahyunoto Lukman, Kadis Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan. 

Dan menurut Gatot, di Kota Tangsel program sekolah Adiwiyata telah dilaksanakan secara masif sejak 5 atau 6 tahun terakhir, sedangkan Adiwiyata secara Mandiri telah dilakukan oleh beberapa sekolah di Kota Tangsel sejak Kota Tangsel ini berdiri, seperti sekolah SMAN 9 dan SD Dharma Karya, mereka memiliki kesadaran sendiri tentang sekolah Adiwiyata, dan mereka belajar sendiri dan mencari tahu tentang sekolah Adiwiyata hingga ke Jawa Timur dan Jawa Barat dengan biaya sendiri.

Baca Juga : Ditabrak Mobil Truk di Jalan Puspiptek Serpong, Tim DLH Tangsel Gerak Cepat Bersihkan Pohon yang Tumbang

Dijelaskan oleh Gatot, sesungguhnya di Provinsi Banten ini, Kota Tangsel adalah Pelopor sekolah Adiwiyata, dan Kota Tangerang belajar kepada Kota Tangsel, namun karena penerapannya dari Dinas Pendidikan yang masih kurang tegas hanya sebatas HIMBAUAN saja, tidak seperti di Kota Tangerang yang akan memberikan sanksi kepada sekolah-sekolah yang tidak melaksanakan sekolah Adiwiyata, maka pada akhirnya Kota Tangsel tertinggal jumlah sekolah-sekolahnya yang telah melaksanakan program sekolah Adiwiyata. 

"Di Kota Tangsel sendiri sebenarnya sudah ada Perda dan Perwal yang MEWAJIBKAN semua sekolah-sekolah baik negeri maupun swasta untuk membentuk dan melaksanakan program sekolah Adiwiyata. Sebenarnya berdasarkan Perda dan Perwal tersebut, kami khususnya Dinas Pendidikan dapat memberikan sanksi kepada sekolah-sekolah yang belum melaksanakan Perda dan Perwal tersebut, akan tetapi saat ini dinas pendidikan Kota Tangsel belum memilih untuk melakukan tindakan tegas kepada sekolah yang belum melaksanakan program sekolah Adiwiyata seperti di Kota Tangerang," kata Gatot. 

Menurutnya, Kota Tangsel masih memilih untuk melakukan sosialisasi sekolah Adiwiyata itu secara persuasif. Dan alhamdulillah saat ini di Kota Tangsel telah ada sebanyak 200 san sekolah yang melaksanakan program sekolah Adiwiyata, dan kami telah menargetkan minimal pada tahun 2025 mendatang sudah ada 50 persen sekolah-sekolah di Kota Tangsel yang telah melaksanakan Adiwiyata, karena saat ini kata Gatot baru sekitar 30 persen sekolah-sekolah di Kota Tangsel yang telah melaksanakan sekolah Adiwiyata. 

"Yang Adiwiyata Mandiri di Kota Tangsel saat ini baru 6 sekolah, yaitu SMAN 9, SD Dharma Karya, SMPN 3, SMAN 2, SD Islam Amalina dan SMP Al Azhar Pamulang," tuturnya. 

Lanjut Gatot, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Tangsel selalu mengajak kepada sekolah-sekolah untuk melakukan "sodakoh bumi", berupa membuat Bio Pori sebanyak-banyaknya dilingkungan sekolahnya dan juga "Bersodakoh Sampah" yang masih bisa terpakai sebanyak-banyaknya, yang masih bernilai ekonomis untuk dijual atau didaur ulang di Bank Sampah yang telah dibentuk oleh DLH Kota Tangsel dan saat ini jumlahnya sudah mencapai ratusan diberbagai tempat di Kota.(BTL)