Oleh: Yusuf Blegur (Aktivis 98/Forum Komunikasi Senat Mahasiswa se-Jakarta) MediaBantenCyber.co.id - (MBC) Jakarta, Anies telah menjadi bagian penting dari Indonesia dan Indonesia juga telah menjadi bagian penting dari Anies. Ada kekhawatiran dan sikap pesimis banyak pihak terkait dukungan partai politik terhadap keinginan sebagian besar rakyat Indonesia yang menginginkan Anies sebagai presiden.
Akankah Anies lolos atau tidak sebagai capres karena faktor partai politik. Sejarah mendatang akan memperlihatkan, apakah kebijakan partai politik akan linear dengan takdir Tuhan ?.
Anies Rasyid Baswedan tak terbantahkan lagi telah mencapai tingkat populisme tertinggi dibanding capres yang lainnya. Tanpa rekayasa lembaga suvey dan framing jahat politisi busuk, buzzer rendahan dan ternak oligarki lainnya. Pemimpin masa depan Indonesia itu, berhasil meraih kemurnian simpati dan empati serta dukungan rakyat. Rakyat seperti gelombang air bah yang tak pernah surut mendeklarasikan capres figur Anies, dengan sukarela, mandiri dan dengan kecintaan yang luar biasa karena prestasi dan ahlaknya.
Seiring menguatnya menguatnya populeritas Anies dan dukungan rakyat terhadap pencapresannya. Seiring itu pula, resistensi terhadap Anies mencecarnya. Mulai dari intrik, isu dan fitnah, perlakuan-perlakuan tidak etis dan tidak menyenangkan dalam pergaulan pemerintahan kerapkali menghinggapinya, meskipun Anies seorang pejabat penting dan strategis sekalipun. Belakangan Hasto Kristianto seorang Sekjend PDIP, dengan terkesan bertendensi mengolok-olok di suatu forum menanyakan tentang 7 prestasi Anies.
Memang begitu memprihatinkan budaya politik di Indonesia. Sekelas aktifis media sosial hingga petinggi partai politik besar, tak mampu lagi menunjukan kapasitas dan kualitas diri dengan menyerang lawan politik tanpa dasar, tanpa moralitas dan secara membabi-buta. Ambisi membunuh karakter dan ingin menjatuhkan sesorang, bisa mengalahkan etika dan keilmuan terhadap lawan politik. Rasa kebencian dan permusuhan terhadap seorang Anies menutupi rasa hormat bahkan terhadap integritas dan prestasi yang membanggakan yang telah diakui dalam skala nasional dan internasional sekalipun.
Seperti yang pernah dikatakan oleh Buya Hamka seorang sastrawan dan ulama besar negeri ini, bahwasanya jalan kepemimpinan adalah jalan penderitaan. Pemimpin bukan saja harus sanggup menderita, ia juga harus menerima realitas kepemimpinannya ada yang suka dan ada yang tidak suka. Bahkan kalau mau mengambil hikmah yang lebih tinggi dari kisah para Nabi. Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam yang agung dan mulia, merupakan pemimpin yang memiliki pengikutnya, namun tidak sedikit yang membenci dan memusuhinya.
Anies harus melewatinya, tidak bisa terhindarkan betapapun rakyat mendukungnya tetap saja ada kepentingan-kepentingan tertentu yang ingin menjegal karir politiknya terutama pada perhelatan pilpres 2024. Saat capres-capres lain disinyalir berasal dan didukung oleh kekuatan oligarki baik dari korporasi maupun partai politik.
Anies tetap tenang, fokus dan menyelesaikan amanat kepemimpinannya selaku gubernur Jakarta dengan sebaik-baiknya. Seperti peribahasa "Anjing menggonggong kafilah berlalu", Anies terus mengukir prestasi membawa karya nyata memanusiakan manusia untuk warga Jakarta dan seluruh rakyat Indonesia.
Dalam banyak keraguan dan sikap pesimistis terhadap pencapresan Anies terkait dukungan partai politik yang akan mengusungnya. Menjadi perhatian penting bagi para pendukung Anies dan seluruh rakyat Indonesia yang akan memilihnya sebagai presiden RI dalam pilpres 2024.
Setelah populeritas, euforia dan ketetapan hati untuk menjadikan Anies sebagai pemimpin nasional. Ada baiknya niat luhur dan keinginan terhadap kebaikan negara dan bangsa Indonesia itu, dilandasi dengan keyakinan spiritual yang sungguh-sungguh.
Bahwa menjadikan Anies sebagai presiden merupakan bagian dari upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas kehidupan rakyat. Menjadikan kepemimpinan Anies bukan hanya sekedar ingin mewujudkan cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia dengan melaksanakan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI. Bukan cuma menghadirkan negara kesejahteraan yang di dalamnya terdapat keadaan rakyat yang adil dan makmur.
Lebih dari itu, kehendak rakyat yang ingin menghantarkan Anies sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan itu, merupakan kesadaran ikhtiar dan tawaqal bagi bangsa Indonesia menuju negara yang 'baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur'.
Menjadi perwujudan dari hakekat 'habluminnallah wa habluminannas', yang menjadi dasar dari keimanan seseorang baik secara individu dan bagian dari sistem sosial yang ada menuju pengabdian kepada Tuhannya.
Bukan hanya soal urusan partai politik, bahkan nasib dan masa depan rakyat dan negara bangsa Indonesia harus dilihat sebagai proses trasedental. Ada kekuasaan Tuhan yang paling tinggi di atas kekuasaan manusia, presiden dan rakyat sekalipun. Ada keputusan Tuhan yang berlaku yang jauh melebihi keinginan para oligarki termasuk di dalamnya korporasi dan partai politik. Jangankan hasil pilpres 2024, nasib oligarki berupa pemilik modal dan politisi itu sangat bergantung pada ketetapan Ilahi.
Oleh karena itu, selayaknya seluruh rakyat Indonesia termasuk yang mendukung ataupun yang menentang Anies sebagai presiden. Harus bisa menyadari biar bagaimanapun hasrat dan ambisi dikobarkan terkait bagaimana melihat dan mengupayakan Indonesia ke depan. Sebagaimana keyakinan umat Islam, Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, kecuali kaum itu yang merubahnya sendiri. Tetaplah apapun yang terjadi, hanya takdir yang menjadi ketentuan Allah yang akan berlaku.
Boleh jadi suka atau tidak suka, senang atau tidak senang, in syaa Allah Anies akan terpilih sebagai presiden dalam pilpres 2024. Selain kerja keras dan kerja cerdas dari para pendukungnya dan sebagian besar dari seluruh rakyat Indonesia. Akan ada kemenangan yang terhormat dan bermartabat dalam hajatan demokrasi tertinggi di republik ini, tentunya dengan doa dan harapan dari seluruh rakyat Indonesia serta mengharapkan rahmat dan keridhoan Allah Subhanahu Wa Ta A'la dengan cara mengetuk pintu langit.(BTL)
No comments:
Post a Comment