MediaBantenCyber.co.id - (MBC) Jakarta, Villiany Nadzirah balita 18 bulan yang saat ini sedang berjuang melawan segala macam penyakitnya, di sebuah Rumah Sakit di kawasan Jakarta Timur, adalah anak seorang mantan TKI di Taiwan. Ibunya RS dulunya adalah WNIO yang bekerja di Taiwan, hingga harus melahirkan bayi dalam kandungannya di dalam Toilet.Tanggal 27 Agustus 2022. RS merupakan WNI Overstay di Taiwan, dia bekerja di Perkebunan manggis di daerah Nantan. RS melahirkan bayi kembar, namun sayang, salah satu dari bayinya meninggal dunia saat dilahirkan.
Mirisnya, RS tidak mengerti cara pemulangan jenazah ke Indonesia, maka dia memasrahkan keadaan pada sang majikan dan oleh majikan jenazah bayinya di kremasi di Taiwan. Setelah beberapa bulan melahirkan RS dan bayinya di Deportasi ke Indonesia karena dianggap telah melanggar kontrak kerja yang tidak memperbolehkan hamil selama menjadi TKI.
Jangan Lewatkan : Rehabilitasi Jembatan Dadap Jadi Sorotan, Warga Setempat Komplain Pekerjaannya
Sesampainya RS di Indonesia salah satu dari bayi yang masih bertahan hidup yakni, Villiany_Nadzirah, sering mengalami panas tinggi hingga kejang-kejang. Meskipun begitu Villiany termasuk bayi yang lincah dan cerdas. Dapat terlihat dari Akun Tiktok sang Tante http://tiktok.com/@elvania_07, selain di Tiktok, berbagai video keaktifan dan kecerdasan Villiany dapat dilihat di YouTube
https://youtube.com/channel/UCqOzxUsrtQGBszTTOX8MgQg.
Villiany yang terlahir dengan kondisi lemah, karena organ vital yang bermasalah, bisa dibilang aktif di usianya yang baru menginjak 18 bulan. Hingga 21 Agustus kemarin Villiany_mengalami panas tinggi hingga kejang-kejang dalam jangka waktu yang lama kurang lebih 1 jam. Bersama Tantenya yang sangat menyayanginya, Villiany di bawa ke RSIA di kawasan Jakarta Timur, Villiany langsung mendapatkan respon dari tim dokter IGD dan dirawat secara intensif di Ruang PICU.
Baca Juga : Pengakuan Wanita Tua Tinggal di Gubuk Reyot, Tidak Pernah Dapat Bantuan
Villiany sempat harus dirujuk ke RS yang perlengkapannya lengkap, namun karena keterbatasan biaya, keluarga pun menolak untuk dirujuk hingga menandatangani penolakan perujukan.
Menurut Dokter berdasarkan hasil diagnosa sementara, Villiany Epilepticus, Elektrolit inbalance, BP, Kardiomiotapi. Menurut dokter Berlian yang menangani, Villiany_masih harus menjalani pemeriksaan lebih lanjut, untuk kesembuhannya, sedangkan fasilitas RS tidak memadai, hingga mengharuskan Villiany_dirujuk ke RS yang lebih lengkap peralatan medisnya.
Namun karena ketiadaan biaya, dan ketidakmampuan ekonomi keluarga membuat Villiany belum bisa dirujuk ke RS yang memadai. Hingga berita ini diturunkan, pihak keluarga masih sangat membutuhkan uluran tangan untuk bisa meringankan beban keluarga demi proses kesembuhan_Villiany.
Baca Juga : Soal Kisruh PPDB di Tangerang Raya, Polda dan Kajati Banten Didesak Jalankan Penegakkan Hukum Dengan Tegas
Keluarga sangat membutuhkan uluran tangan agar bisa membantu kesembuhan anaknya, Mari kita bantu kesembuhan_Villiany Bagi yang ingin, mendonasikan sedikit rezekinya, atau sekedar tanya tanya tentang keadaan Villiany, bisa chat ke Ibu RS dari Villiany ke No +62812-1832-6855 dan pendamping Villiany, Haryati 085693022570. Dan dompet Peduli_Villiany ke no rek 4587056533 atas nama YUHELMI Sedikit rezeki, sangat berati untuk kesembuhan Villiany.
Haryati mengatakan "Kami dari pihak keluarga mengucapkan terima kasih kepada Pihak Rumah Sakit dan Dokter yang selama ini merawat adik kecil dan mau memahami keadaaan yang ada saat ini ekonomi keluarga ".(Abubakar/BTL)
No comments:
Post a Comment