Oleh: M Rizal Fadillah (Pemerhati Politik dan Kebangsaan) MediaBantenCyber.co.id - (MBC) Bandung, Seperti terbuai dengan hasil survei yang selalu memberi posisi papan atas, bahkan teratas pada Prabowo Subianto sebagai calon Presiden 2024, maka bersemangat lah kader dan pendukung untuk mendorong Prabowo-maju kembali sebagai kontestan Pilpres 2024. Kesannya tinggal mencari pasangan, dan Puan Maharani sebagai calon kuat dengan bermodal hitung-hitungan suara partai.
Lupa bahwa SURVEI di INDONESIA adalah MAINAN yang MUDAH DISETEL dan diatur-atur. Survei bebas tanpa uji validitas ataupun uji kelembagaan. Sanksi atas keabal-abalannya pun tidak ada. Bebas-bebas saja. Figur dapat disimpan di nomor satu, tiga, atau berapapun tergantung pesanan dan biaya. Oleh karenanya pernah diusulkan betapa perlu dan mendesaknya keberadaan Undang-undang yang mengatur keberadaan lembaga survey beserta sanksi-sanksinya.
Penjudi politik mengangkat Prabowo dan Ganjar. Litbang Kompas membuat angka sama 13,9% untuk keduanya. Dan Anies yang sangat potensial ditempatkan selalu di posisi ketiga. Tentu AGAR publik KEHILANGAN KEYAKINAN dan diharapkan pilihan bergeser ke Prabowo dan Ganjar. Prabowo-berfungsi sebagai pancingan sementara Ganjar sebagai orbitan atau karbitan. Jokowi sedang mengukur jalan, siapa yang bisa memperpanjang nyawa. Ia khawatir saat turun DITERKAM Macan.
Jangan Lewatkan : 1.000 Pelajar dari Keluarga Prasejahtera Diprioritaskan untuk Beroleh Beasiswa Pendidikan
Prabowo BUKAN AHLI STRATEGI tetapi PROFIL PECUNDANG dan MUDAH MENYERAH dalam KETIDAKBERDAYAAN. Tak ada teriakan terhadap penganiayaan dan pembunuhan. Pembantaian pun dibiarkan. Prabowo-itu TIPE PENGEKOR yang loyal bukan pemimpin yang berani untuk mengambil risiko. Apalagi berkorban dan berjiwa pahlawan.
Prabowo yang digadang-gadang akan berpasangan dengan Puan adalah PASANGAN NINA BOBO. Puan yang didukung PDIP akan menyalip. Apalagi jika diujung akhirnya Megawati menyerah kepada Jokowi di mana PDIP terpaksa dukung Celeng ketimbang Banteng. Ganjar yang dijagokan. Prabowo akan berakhir tragis ditinggalkan dan ditenggelamkan.
Baca Juga : Ketua DPR dan Ketua Dewan Pers Dijadwalkan Hadiri Rakernas I JMSI di Semarang
Andaipun Prabowo bertahan berpasangan dengan Puan, maka Anies yang mendapat dukungan PKS, Nasdem, Golkar atau Demokrat adalah lawan berat. Pendukung Prabowo dahulu akan menjadi PENDUKUNG HABIS Anies. Ganjar pun sulit untuk menghadapinya. Prabowo-tetap akan kalah telak. Karena Ini bukan Pilpres 2019!.
Taruhlah ternyata dengan segala cara akhirnya Prabowo-menang dan menjadi Presiden, maka itu bukan juga solusi bagi bangsa. Kepercayaan rakyat pada kemampuan Prabowo memimpin negara rendah. Berbeda dengan anggapan saat Pilpres sebelumnya, kini sudah dirasakan bahwa Prabowo bukan pemimpin yang bagus.
Baca Juga : Kapolsek Bejat Perkosa Anak Seorang Tahanan di Polsek Parigi Moutong
Prabowo hampir sama dengan Jokowi tipe yang mudah ingkar janji. Timbul tenggelam bersama rakyat tidak dipenuhi, janji menjemput HRS diingkari, sikap kritis kepada Cina pun cepat berubah menjadi puja puji. Prabowo-yang bersaksi atas kehebatan Jokowi sangat mengejutkan dan memilukan. Menjadi Menhan seperti menikmati jabatan bukan arena perjuangan menjalankan amanat menegakkan kedaulatan.
Baca Juga : Marak Pencurian Listrik Oleh PKL Depan Ruko Pondok Permai Pasar Kemis, PLN Sepatan Tutup Mata
Jadi dua hal untuk Prabowo, pertama menjadi Presiden saja di usia yang semakin sepuh sudah sangat berat. Dukungan tidak sekuat kemarin. Kedua, andai dengan susah payah ternyata mampu menjadi Presiden, Prabowo-bukan tipe pemimpin bangsa dan negara yang baik. Seribu kelemahan akan menjadikan Prabowo sasaran dari bulan-bulanan kritik. Sebagaimana Jokowi, Prabowo-dikhawatirkan akan mengakhiri karir dengan "su'ul khotimah". Nah, Pak Prabowo, sudahlah!.(BTL)
No comments:
Post a Comment