Oleh: M Rizal Fadillah (Analis Politik dan Kebangsaan) MediaBantenCyber.co.id - (MBC) Bandung, Judul di atas terinspirasi komentar netizen medsos (media sosial) dengan tulisan hal yang sama, lucu juga. Kesannya siapapun boleh menjadi KSAD asal bukan Dudung. Maksudnya adalah Letjen TNI Dudung Abdurachman Pangkostrad kini dan Pangdam Jaya sebelumnya. Figurnya kontroversial.

Peluang Dudung Abdurachman menjadi KSAD memang besar, kenaikan posisi dari Pangdam menjadi Pangkostrad adalah pertanda bahwa bukan hal berat meningkat jabatan menjadi KSAD untuk menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang sedang dipromosikan sebagai Panglima TNI. Sayangnya Dudung adalah sosok yang bermasalah, didukung oleh kekuasaan tetapi tidak disukai oleh rakyat.

Ada empat masalah besar yang menjadikan Dudung Abdurachman tokoh kontroversial sehingga menjadi tidak layak menjadi KSAD, yaitu:

Pertama, perusak sejarah TNI dengan mengomandani penurunan baliho Habib Rizieq Shihab di Petamburan. Misi militer yang dinilai sebagai kudeta atas pekerjaan Satpol PP. Dudung masuk jauh ke dalam kegiatan politik pragmatik dan murahan.

Baca Juga : Masyarakat dan Berbagai Tokoh Ucapkan Selamat Milad ke-60 Kepada Wakil Walikota Tangerang H. Sachrudin

Kedua, dalam agenda pekerjaan Kepolisian turut menyertai Kapolda Irjen Pol Fadil Imron tampil dalam Konferensi Pers pembantaian 6 laskar FPI dan turut berdusta dengan menyatakan terjadi "tembak menembak" serta menunjukkan alat bukti yang diduga rekayasa. Pangdam yang menampilkan diri sebagai "ajudan" Kapolda.

Ketiga, mendirikan patung Soekarno yang di samping Proklamator juga pemimpin Orde Lama di Kompleks Akademi Militer Magelang. Sebagai Gubernur Akmil saat itu Dudung meresmikan patung Soekarno bersama Megawati. Patungisasi Soekarno dicanangkan Megawati dimana-mana. Jika benar niat untuk menghormati Proklamator semestinya bersama dengan Moh Hatta.

Jangan Lewatkan : Para Tokoh Indonesia Timur Ingin Anies Baswedan Maju Sebagai Capres 2024

Keempat, merusak atau menghilangkan patung diorama penumpasan G 30 S PKI di Museum Makostrad. Nuansa ketidaksukaan kepada sejarah peran Nasution, Soeharto, dan Sarwo Edhi dalam menumpas PKI di masa Orde Lama sangat terasa. Alasan "haram patung" yang ditoleransi Dudung Abdurrahman adalah sumier dan tidak adekuat.

Kalkulasi dukungan politik kekuasaan memungkinkan Dudung Abdurachman untuk menjadi KSAD, akan tetapi pencitraan dirinya menimbulkan kesan "dosa politik" yang bertumpuk. Publik menilai Dudung tidak pas dan tidak pantas sebelum kasus dan campur tangan politiknya diusut tuntas.

Baca Juga : Buntut Kriminalisasi Terhadap Wartawan, Pelaksana Proyek BUMDes Lambang Sari Dilaporkan ke Polisi

Yang wajar dan pantas untuk menjadi KSAD adalah siapapun, asal bukan Dudung!. (BTL)

Baca Juga : Fira Basuki dan Kesibukan Mengurus Akuarium Satu Juta Liter